Kamis, 25 April 2024

PT INKA Lakukan Uji Coba Prototipe Bus Listrik E-INOBUS

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | PT INKA (Persero) melakukan pengujian prototip bus listrik ukuran medium di jalan umum di area Madiun dan di jalan tol Madiun – Caruban, Senin (19/10/2020). Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk menguji performansi bus listrik sebelum dilakukan produksi massal. Pengujian disaksikan langsung oleh Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro.

 

Budi menyampaikan bahwa bus yang dinamai E-INOBUS ini telah melakukan uji landasan pada tanggal 13 Agustus 2020 dan telah lulus uji dengan mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT) kendaraan bermotor pada tanggal 10 September 2020 di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) yang berlokasi di Cibitung, Jawa Barat.

 

“Produk ini merupakan kerjasama PT INKA (Persero) dengan Tron-E dari Taiwan sebagai mitra komponen drive train dan baterai bus serta Piala Mas dari Malang sebagai mitra pembuatan bodi bus listrik. Dalam waktu dekat PT INKA (Persero) berencana memasarkan produk bus listrik E-INOBUS untuk area dalam negeri seperti PT Transjakarta dan untuk area luar negeri seperti Democratic Republik of the Congo (DRC) yang juga tertarik dan telah mencoba produk ini minggu lalu,” ungkap Budi.

 

Secara performa, E-INOBUS memiliki kecepatan maksimal sebesar 90 km per jam dengan kemampuan menanjak (gradeability) hingga 14%. Untuk bisa dioperasikan, bus listrik ini memerlukan waktu pengisian daya selama tiga hingga empat jam dengan jarak tempuh sekali charging hingga 200 km. Kebisingan rata-ratanya tergolong kecil yakni sebesar 71 desibel (dB) jika dibandingkan dengan bus diesel yang rata-rata sebesar 85 dB, sehingga bus ini tak akan menimbulkan suara bising selagi beroperasi.

 

Selain tingkat kebisingannya yang berbeda, INKA mengatakan bahwa bahan bakar bus listrik pun 58% lebih efisien dibanding bus diesel. Terbukti dari hasil uji lintas dalam kota dan luar kota (tol) dengan total jarak 122 km, didapatkan pemakaian rata-rata listrik sebesar 1,4 km/kwh, maka untuk biaya operasional terhitung hanya Rp 1171 per km. Sementara, pemakaian bus diesel dapat menempuh jarak 3km per liter, dengan harga solar perliter Rp 9300 per liter, maka didapatkan biaya operasional Rp 2790 per km.

 

Uji yang dilakukan terhadap E-INOBUS ini juga memperlihatkan bahwa pemeliharaannya lebih efisien sebesar 49% dibanding bus diesel. Perbandingan pemeliharaan bus diesel dan bus listrik pernah disampaikan pada Maintenance Forum tahun 2018 di Serbia, dimana kedua bus dijalankan sejauh 250 km per hari. Hasil perbandingan biaya pemeliharaannya cukup jauh, di mana bus listrik hanya menghabiskan biasa 201 euro atau setara dengan Rp3,4 juta per maintenance, sedangkan bus diesel bisa mencapai 396 euro atau Rp 6,7 juta.

 

Sumber: AntaranewsTempo.co

Foto: dok. INKA

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU