Rabu, 24 April 2024

Kimia Farma Siap Distribusikan Vaksin dari Uni Emirat Arab

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | PT Kimia Farma Tbk meyakini kolaborasi dengan mitra asing akan berdampak positif bagi perseroan. Baru-baru ini pihaknya memiliki kerja sama dengan G42/Sinopharm untuk memperoleh vaksin dari Uni Emirat Arab pada November depan.

 

General Manager Pengembangan Bisnis Kimia Farma Wisnu Sucahyo, mengatakan telah mempersiapkan fasilitas-fasilitas pendukung untuk distribusi vaksin di dalam negeri. Saat ini perusahaan memiliki 129 chiller yang tersebar di seluruh jalur distribusinya di Indonesia, yang memiliki sertifikasi dari lembaga terkait.

 

Dia mengungkapkan, vaksin dari G42/Sinopharm ini tak lagi perlu menjalani uji klinis di dalam negeri, artinya sesampainya di Indonesia vaksin ini tinggal didistribusikan saja kepada penerima yang telah ditetapkan pemerintah sebagai prioritas. Sebab vaksin ini di tahap awal memang ditargetkan untuk tenaga kesehatan.

 

“Uji trial tak perlu lagi karena vaksin yang akan diproses Kimia Farma merupakan vaksin jenis produk jadi, sudah jadi. Jadi di mana kami impor produk vaksin itu sudah uji klinis saat ini di fase 3 di UEA dengan peserta dari 87 ras dan 45 ribu orang di UEA, jadi ketika impor tak perlu uji klinis,” ungkap Wisnu.

 

 

Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno mengungkapkan perseroan sudah bekerja sama dengan mitra asing sejak lama. Misalnya dari Korea Selatan untuk pengembangan bahan baku obat sejak 2016. Selain itu, perseroan berkolaborasi dengan perusahaan Arab Saudi untuk bisnis ritel pada 2018.

 

Ganti mengatakan kegiatan operasional pabrik bahan baku obat sudah menghasilkan komersialisasi beberapa produk antara lain simvastatin, atorvastatin, clopidogrel, dan entecavir. Adapun, kerja sama dengan Arab Saudi sudah berjalan dengan pembukaan gerai ritel di Makkah, Jeddah, dan Madinah. Dia menyatakan kolaborasi dilakukan untuk pengembangan usaha baik di dalam maupun luar negeri. Strategi itu menurutnya juga dapat meningkatkan kinerja perseroan.

 

“Selain itu, khususnya untuk bahan baku obat merupakan industri strategis yang dapat mengurangi ketergantungan impor khususnya impor bahan baku obat sehingga ke depan Indonesia akan mandiri dalam hal penyediaan bahan baku obat nasional,” jelasnya dikutip dari Bisnis.com.

 

Kimia Farma melaporkan serapan capital expenditure atau belanja modal 53% sampai dengan semester I/2020. Dana itu digunakan untuk pengembangan jaringan layanan kesehatan dan pemenuhan regulasi di fasilitas produksi. KAEF menganggarkan belanja modal Rp547 miliar pada 2020 yang artinya realisasi 53% itu sekitar dengan Rp289,91 miliar.

 

Sumber: CNBC IndonesiaBisnis.com

Foto: ANTARA/M Agung Rajasa

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU