Jumat, 19 April 2024

Indofarma Membidik Penjualan Alat Kesehatan Rp 400 Miliar Tahun 2020

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | PT Indofarma Tbk menargetkan penjualan alat kesehatan (alkes) senilai Rp 400 miliar pada tahun ini. Mereka ingin terus memperkuat segmen bisnis alkes karena menurut Manajemen Indofarma, segmen bisnis tersebut mengalami pertumbuhan dari masa ke masa.

 

“Target kami untuk penjualan alkes saja tahun ini sekitar Rp 400 miliar itu dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu,” terang Direktur PT Indofarma Herry Triyatno kepada Kontan.co.id, Kamis (20/8/2020).

 

Tak heran, perusahaan makin gencar meluncurkan produk alkes. Beberapa diantaranya berhubungan dengan penanganan pandemi virus corona atau Covid-19. Tahun ini saja, emiten berkode saham INAF itu akan merilis enam produk alat kesehatan, empat di antaranya berhubungan dengan Covid-19, seperti teledocemergency ventilator, masker, dan hand sanitizer yang telah dirilis pada Juli 2020. Sisanya ada produk lain seperti hemodialisis atau alat pencuci darah dan inbody test yang mampu mendeteksi kebutuhan vitamin dan nutrisi. Namun manajemen belum bersedia merinci besaran belanja modal tahun ini untuk menyokong produksi produk baru tersebut.

 

INAF juga melihat adanya peluang permintaan yang lebih besar lagi jika pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) di bulan Desember 2020 berlangsung. Sebab, Komisi Pemulihan Umum (KPU) berpotensi memerlukan alat kesehatan terkait Covid-19 tadi.

 

“Sangat dibutuhkan, bahkan kami kewalahan,” jelas Herry.

 

INAF kewalahan karena selama ini pengadaan alat kesehatan itu memerlukan modal yang besar di awal. Untuk menyiasatinya, INAF akan mulai membangun pabrik untuk alat rapid test di Cibitung. Pembuatan pabrik ini tidak memerlukan investasi besar karena bentuknya kerjasama operasional dengan pihak prinsipal. INAF berperan menyediakan tempat atau sarana bangunan yang sudah terstandardisasi secara farmasi untuk kegiatan produksi tersebut. 

 

Sepanjang tahun ini, lini bisnis alkes akan menjadi penopang utama pertumbuhan bisnis INAF, di mana setelah itu perusahaan punya kesempatan untuk mengembangkan lini distribusi vaksin. Perusahaan tersebut akan menjadi distributor vaksin Covid-19 yang akan diproduksi oleh induk usaha BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero).

 

Pihaknya juga belum dapat membeberkan potensi pendapatan dari distribusi vaksin tersebut. Soal proyeksi bisnis tahun ini, perseroan ini sempat membidik target pendapatan bersih sebesar Rp 1,64 triliun atau meningkat 20,58% dari tahun 2019 sebesar Rp 1,36 triliun.

 

Merujuk laporan keuangan semester pertama tahun ini, pendapatan bersih INAF mencapai Rp 447,29 miliar atau tumbuh 21,3% secara tahunan. Porsi terbesar berasal dari penjualan pasar lokal yang menyokong Rp 441,89 miliar atau menopang 98% pendapatannya. Adapun pendapatan dari pasar ekspor sebesar Rp 5,45 miliar.

 

Sumber: KontanKontan (Line Today)

Foto: Istimewa

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU