Jumat, 29 Maret 2024

Dahana Beberkan Rencana Bisnisnya hingga 2021

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | PT Dahana (persero) berencana akan berfokus melakukan ekspor produknya ke Australia di sisa tahun ini. Pasar luar negeri mereka targetkan karena pandemi Covid-19 membuat industri bahan peledak internasional mengalami penurunan produksi.

 

“Sekarang akibat pandemi Corona kapasitas produksi bahan peledak perusahaan di luar negeri diturunkan sehingga bisa menjadi peluang tersendiri bagi Dahana untuk memasok produknya ke sana, ditambah pula harga jual produk Dahana diterima di pasar global,” jelas Direktur Operasional Dahana Bambang Agung, di sela pemaparannya dalam acara virtual Markplus Industry Roundtable, Selasa (15/9/2020).

 

Ia mengungkapkan, secara realistis Dahana akan menggenjot ekspor ke Australia pada Desember mendatang. Perseroan optimis pasar Australia akan terbuka karena memang sebelumnya Negeri Kangguru tersebut telah menjadi pelanggan produk-produk bahan peledak yang diproduksi Dahana.

 

Dilansir dari Kontan.co.id, di awal pandemi Dahana mengekspor bahan peledak ke negara tersebut sebanyak 215 Ton Megadrive Cartridge Emulsion 32mm x 700mm yang diangkut menggunakan 20 kontainer. Adapun bahan peledak ini diberangkatkan dari kawasan Energetic Material Center (EMC) PT Dahana di Subang pada Kamis, 23 April 2020 silam.

 

Meski kondisi bisnis masih riskan dengan pandemi yang sudah berlangsung hampir dua pertiga tahun ini, Dahana yakin ekspor bahan peledak ke Australia yang digenjot akan menjadi pembuktian bahwa industri bahan peledak dalam negeri mampu bersaing secara internasional. Bambang juga menyampaikan bahwa kualitas dan kemampuan Dahana akan semakin diperhitungkan untuk melakukan lompatan-lompatan bisnis dan akhirnya dapat berekspansi lebih luas lagi ke berbagai belahan dunia.

 

Selain sisa tahun ini, Dahana juga telah menyiapkan rencana untuk kinerja 2021 mendatang. Lanjut Bambang, aksi korporasi yang akan mendukung bisnis Dahana adalah dari sektor konstruksi.

 

“Ada empat proyek yang lumayan besar di konstruksi. Sebab di 2021 masih dalam tahap recovery dan sektor tambang batu bara sepertinya belum booming lagi karena harganya,” tuturnya.

 

Bambang mengatakan di 2021 ada sejumlah proyek infrastruktur yang sebagian masih dalam negosiasi. Mengutip dari materi paparannya, beberapa proyek tersebut adalah Proyek Tol Padang – Pekan Baru. Kemudian Proyek Bandara Doho-Kediri, proyek tol Probowangi, dan proyek Bendungan Bener paket 3.

 

Sementara itu pabrik amonium nitrat yang dibangun PT Dahana (Persero) bersama PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero) telah memasuki tahapan pile load test atau uji beban tiang. Pabrik amonium nitrat yang berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur itu nantinya akan dioperasikan pada 2022 oleh perusahaan patungan Dahana dan Pupuk Kaltim bernama PT KAN.

 

Adanya pabrik ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan akan impor di bidang bahan baku peledak dan mengurangi devisa negara yang selama ini dipergunakan untuk kegiatan importasi. Terlebih nantinya di pabrik tersebut disiapkan kapasitas produksi hingga 75.000 ton amonium nitrat per tahun. Selain itu, pembangunan pabrik juga dapat memperkuat upaya kemandirian penyediaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) Indonesia.

 

Direktur Utama PT Dahana Budi Antono mengatakan, studi banding yang dilakukan sebelumnya telah menghasilkan kajian pada berbagai aspek seperti pemilihan teknologi, ketersediaan bahan baku, peraturan perundang-undangan, serta pasar sebelum membangun pabrik. Menurut hasil studi tersebut, pembangunan pabriknya akan menimbulkan potensi yang positif bagi lingkungan sekitar maupun kemajuan industri bahan peledak.

 

“Berdasarkan hasil kajian kami, pabrik ini dapat menghemat devisa dari impor amonium nitrat, menciptakan nilai tambah produk dalam negeri, dan tentunya dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia utamanya masyarakat Bontang,” jelas Budi dalam keterangan tertulis, Selasa (22/9).

 

Berdasarkan hasil lelang, seluruh proses pembangunan pabrik dikerjakan oleh konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) – SEDIN Engineering di atas lahan seluas kria-kira enam hektare dengan total investasi mencapai Rp1,1 triliun. Investasi tersebut bersumber dari kredit investasi BUMN Perbankan serta ekuitas dari masing-masing pemegang saham.

 

Direktur Utama PT Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan sinergi proyek BUMN ini sejalan dengan program hilirisasi berbasis natural gas yang akan dikembangkan oleh Perseroan.

 

“Selain menjadi penopang utama pangan Indonesia, kami juga ingin menjadi penopang perekonomian bangsa, salah satunya sinergi dengan Dahana ini,” ungkap.

 Dahana dan Pupuk Kaltim Bangun Pabrik

Sumber: Kontan.co.idBisnis.com

Foto: Istimewa

Infografis: BUMNINFO/Nashwan Ihsan

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU