Jumat, 29 Maret 2024

Krakatau Steel Manfaatkan Dana Talangan untuk Menguatkan Industri Baja

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | PT Krakatau Steel (Persero) Tbk tengah menunggu dana talangan senilai Rp 3 triliun dari pemerintah lewat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Terkait mekanisme pemberian dana talangan saat ini masih dibahas di tingkat pemerintah.

 

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menyatakan nantinya dana talangan ini akan digunakan untuk mendorong industri hilir dan industri pengguna baja tetap produktif meski pandemi belum berakhir.

 

“Kami berharap mendapatkan mekanisme yang terbaik untuk dapat segera mendukung pemulihan ekonomi nasional,” ujar Silmy.

 

Menurutnya, krisis ekonomi akibat Covid-19 sudah sangat memengaruhi industri sejak April lalu. Dampak yang nyata kepada emiten berkode saham KRAS itu terjadi pada penurunan permintaan di industri baja hingga 50 persen. Kemungkinan dampak ini akan terus berlanjut hingga akhir 2020.

 

“Menurunnya permintaan pasar mengakibatkan rendahnya utilisasi industri. Hal ini berdampak kepada tergerusnya modal kerja dari pelaku industri karena harus menanggung beban selama 3 bulan terakhir untuk mempertahankan pabrik tetap beroperasi,” jelas Silmy.

 

Ia memaparkan, keterbatasan modal kerja juga menyulitkan pelaku industri membeli bahan baku dan membiayai operasional pabrik. Jika kondisi ini terus berlarut, banyak industri hilir dan pengguna baja akan gulung tikar. Menurutnya, keadaan ini sangat beresiko bagi perekonomian nasional karena untuk menghidupkan kembali sektor industri ini memerlukan waktu dan biaya yang besar dan effort yang tidak sedikit.

 

Padahal industri baja merupakan mother of industry yang memiliki multiplier effect sangat besar, khususnya dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, pengurangan ketergantungan terhadap impor, dan peningkatan daya saing industri nasional.

 

Krisis ini akan mengancam industri konstruksi, baja lapis (BjLS), baja lapis alumunium seng (BjLAS) dan baja lapis timah. Sementara itu, industri pengguna baja, di antaranya minyak dan gas, otomotif, elektronik, pertanian, fabrikator, industri makanan minuman dan perkakas.

 

Untuk itu, inisiatif ini diharapkan dapat membuat rantai pasok industri hulu, antara, sampai hilir dapat segera normal kembali.

 

Sumber: Bisnis.comCNBC Indonesia

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU