Jumat, 19 April 2024

New Normal, BUMN Pariwisata Berangsur Aktif Kembali

ads-custom-5

Pandemi virus corona atau Covid-19 merugikan seluruh sektor industri, tak terkecuali industri pariwisata. Industri yang biasanya berkutat dengan kedatangan dan mobilisasi turis, baik domestik maupun mancanegara, terpaksa disetop selama berpekan-pekan untuk menekan kasus penyebaran virus yang menyerang pernafasan tersebut.

 

Walhasil devisa pariwisata harus tertahan dan berdampak cukup berat bagi kebertahanan bisnis. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memprediksi bahwa sektor pariwisata berpotensi kehilangan devisa hingga 50%. Kendati sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ditargetkan akan pulih pada Juni ini, namun defisit pada devisa tak bisa dikendalikan sehingga capaian devisa tahun lalu yang mencapai US$ 20 miliar tak akan tembus di tahun ini.

 

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang pariwisata juga ikut terpukul akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang berjalan selama dua bulan ke belakang ini. Pada Maret lalu, PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) memutuskan untuk menutup sementara seluruh tempat wisata kelolaannya hingga Covid-19 bisa dikendalikan.

 

“Kami akan terus menjaga lingkungan di kawasan agar tetap steril dan bersih dari Covid-19. Semoga situasi ini akan terus membaik, sehingga perekonomian dan dunia pariwisata akan kembali pulih,” kata Direktur Utama PT TWC Edy Setijono.

 

Kebijakan serupa juga dilakukan oleh Perum Jasa Tirta II yang menutup akses ke wisata sekitar Waduk Jatiluhur di Purwakarta, Jawa Barat. Mereka menutup wisata kelolaannya selama dua minggu dari 17 hingga 30 Maret lalu. Kemudian setelah penutupan berakhir, pihaknya membatasi kunjungan dan tetap mengutamakan imbauan pemerintah selama masa PSBB ini.

 

Sementara PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau yang lebih dikenal dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) tetap mengoperasikan The Nusa Dua dan The Mandalika dengan normal, hanya saja pengawasan terhadap akses keluar masuk wisata lebih diperketat. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika sekaligus sirkuit untuk MotoGP juga masih terus digarap dengan penegakkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19.

 

Infrastruktur Pariwisata Tetap Berjalan

Pembangunan Sirkuit MotoGP di Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Foto: Istimewa
Pembangunan Sirkuit MotoGP di Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Foto: Istimewa

Menyongsong pemberlakuan new normal, pemerintah tetap melanjutkan proyek infrastruktur di sektor pariwisata. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pemerintah telah mengkaji ulang semua proyek infrastruktur, namun ada dua sektor yang dikecualikan, yakni sektor pariwisata dan logistik.

 

“Jadi infrastuktur yang masih berjalan pengerjaanya, yakni di Tanjung Benoa Bali dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Justru ini momentum, mumpung masih sepi,” ungkap Erick dalam sebuah acara seminar virtual atau webinar.

 

ITDC juga terus melanjutkan proyek KEK Mandalika untuk mengejar kesiapan menyambut pergelaran MotoGP pada 2021 mendatang. Meski Perusahaan menerapkan kebijakan Work From Home bagi sebagian besar karyawan, namun sebagian karyawan yang lain tetap bekerja di lapangan yaitu di proyek konstruksi.

 

Sejumlah protokol kesehatan yang ketat telah ditetapkan ITDC dalam pengerjaan proyek konstruksi tersebut, antara lain menjaga sanitasi dan tingkat hygiene lingkungan, penyemprotan disinfektan di barak dan gedung setiap satu minggu sekali, pemeriksaan suhu tubuh dan menggunakan hand sanitizer sebelum masuk area kerja, membiasakan mencuci tangan, penggunaan APD serta penerapan physical distancing.

 

Direktur Konstruksi dan Operasi ITDC Ngurah Wirawan menambahkan, dengan terus bergulirnya proyek konstruksi di The Mandalika memasuki masa new normal, maka protokol kerja bagi keselamatan karyawan dan mitra usaha seperti kontraktor dan pemasok di lokasi-lokasi proyek menjadi salah satu prioritas bagi ITDC.

 

“Untuk itu, kami akan menerapkan standar operating procedure atau protokol kerja baru tidak hanya untuk pengerjaan proyek konstruksi tapi juga untuk keseluruhan operasionalisasi kawasan, mengingat lokasi-lokasi proyek tersebut terletak di dalam kawasan,” tegas Wirawan.

 

Taman Wisata Dibuka Lagi

Ilustrasi wisatawan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Foto: Shutterstock
Ilustrasi wisatawan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Foto: Shutterstock

Menyusul infrastruktur, Erick meminta seluruh perusahaan pelat merah yang bergerak di sektor pariwisata, maupun yang bersinggungan dengan sektor tersebut, untuk menyiapkan kembali aktivitas setelah pandemi corona. Salah satunya membuka kembali tempat wisata dengan kesiapan protokol kesehatan.

 

Untuk itu, salah satu BUMN pariwisata mulai mengumumkan kesiapannya dalam menyambut era new normal, salah satunya dengan membuka kembali tempat wisata dengan peraturan baru yang berkaitan dengan protokol kesehatan.

 

Misalnya, PT TWC merencanakan akan kembali membuka operasional taman wisata candi beserta fasilitasnya pada Juni ini, namun belum dibeberkan tanggal berapa persisnya layanan mereka akan terbuka untuk umum.

 

Ketika nantinya operasional wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko sudah dibuka kembali, pihak TWC akan menandai pengunjung dengan stiker suhu tubuh. Seluruh pengunjung taman wisata candi akan melewati pemeriksaan suhu tubuh di pintu masuk. Setelah itu, pihak TWC akan memasang stiker penanda suhu tubuh kepada para pengunjung tersebut.

 

“Pemeriksaan suhu tubuh akan dilakukan bagi seluruh pengunjung taman wisata di setiap pintu masuk dan masing-masing pengunjung akan diberi stiker penanda suhu tubuh. Bukan untuk menciptakan kepanikan sesama pengunjung, tetapi sebagi langkah untuk memberikan perhatian,” imbuh Edy.

 

Stiker penanda suhu tubuh ini terdiri tiga warna, di antaranya stiker berwarna hijau untuk suhu tubuh di bawah 37,5 derajat celsius, yang artinya boleh masuk ke kawasan taman wisata candi dan stiker warna kuning untuk pengunjung bersuhu tubuh 37,5 hingga 37,7 celsius. Sementara, stiker warna merah untuk pengunjung dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celcius.

 

Selain itu, pihak TWC juga menerapkan aturan bahwa pengunjung wajib menggunakan masker, penerapan physical distancing, penyediaan tempat cuci tangan setiap 100 meter, menyiapkan signage atau papan informasi seputar protokol Covid-19 di sudut area wisata candi, penempatan customer service yang andal saat bertugas dan aktif mengarahkan wisatawan untuk menjalankan protokol yang sudah ditetapkan, serta pembayaran sebagian loket penjualan tiket secara nontunai untuk mengurangi interaksi antara petugas dan wisatawan.

 

PT Jasa Tirta II selaku pengelola Kawasan Wisata Jatiluhur juga akan segera membuka fasilitasnya dalam waktu dekat. Kendati begitu, pihaknya belum menentukan tanggal pasti pembukaan kembali Waduk Jatiluhur dan wisata sekitarnya. Manajemen masih menunggu persetujuan Kementerian BUMN setelah mengajukan izin penerapan The New Normal pada 25 Mei lalu.

 

Jaringan Hotel Pelat Merah Juga Bersiap

Pelayanan New Normal di jaringan hotel PT Hotel Indonesia Natour (HIN). Foto: dok. PT HIN
Pelayanan New Normal di jaringan hotel PT Hotel Indonesia Natour (HIN). Foto: dok. PT HIN

PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau HIN juga telah menyusun standard operational procedure (SOP) atau prosedur operasi standar dan protokol kesehatan yang baru. Perseroan saat ini aktif melakukan sosialisasi di seluruh jaringan hotelnya yang berada di berbagai kota di Indonesia dalam rangka menyambut bisnis dengan protokol adaptasi kebiasaan baru (AKB).

 

Direktur Utama HIN Iswandi Said mengatakan, pelaksanaan sosialisasi secara masif dan intensif tidak hanya dilakukan kepada seluruh karyawan kantor pusat dan unit-unit HIN di berbagai kota di Indonesia, tapi juga kepada seluruh stakeholder HIN, yaitu para tamu, pelanggan, mitra bisnis, pemasok, dan masyarakat pada umumnya. Sehingga HIN dan seluruh pemangku kepentingan dapat berkembang bersama-sama.

 

“Pengembangan SOP dalam aspek manajemen antara lain menyangkut standar kesehatan dan higienitas karyawan, metode mencuci tangan, physical dan social distancing, hingga penetapan standar peralatan perlindungan bagi karyawan,” tutur Iswandi.

 

Seluruh aspek operasional hotel yang banyak menjadi area kontak fisik antara petugas dengan para tamu, yang meliputi layanan resepsionis, housekeeping, sekuriti, dapur, layanan food & beverages, layanan laundry, layanan spa, pool & fitness, hingga bidang engineering dan perawatan diberikan panduan yang sangat lengkap dan detil sebagai acuan pelayanan.

 

Sementara untuk bagian back office, selain aspek human capital dan keuangan, sangat dikembangkan program dan kegiatan sales dan marketing dengan memanfaatkan teknologi digital, seperti pengembangan berbagai aplikasi, program webinar, dan berbagai strategi daring lainnya.

 

“Kebersihan, kesehatan, dan keamanan merupakan aspek yang sangat diutamakan dalam guidelines dan SOP The New Normal ini, sehingga seluruh hotel Inna memiliki standar hieginitas yang tinggi, dan para tamu akan merasa aman dan nyaman untuk menginap dan melakukan kegiatan di seluruh bagian dan area hotel-hotel Inna,” tandas Iswandi. (MI)

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU