Jumat, 29 Maret 2024

Tiga Obat untuk Perawatan Pasien Covid-19 Diproduksi oleh BUMN

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengumumkan bahwa tiga obat untuk perawatan pasien Covid-19 akan diproduksi dan didistribusikan oleh PT Kimia Farma (Persero) dan PT Indofarma (Persero). Ketiga obat tersebut adalah Oseltamivir, Klorokuin dan Azhitromycin.

 

Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin mengatakan ketiga obat yang sudah diproduksi di dalam negeri ini berjenis anti inflamasi, antiviral dan antibiotik. Obat ini didistribusikan untuk seluruh rumah sakit yang menangani Covid-19 di seluruh Indonesia.

 

“Perusahaan farmasi BUMN sudah memproduksi tiga jenis obat-obatan yang dipakai untuk perawatan pasien Covid-19. Terdiri dari antiviral, antibiotik dan anti inflamasi,” kata Budi.

 

Namun demikian, dia menyebutkan perusahaan-perusahaan ini memang masih kesulitan untuk mendapatkan bahan baku. Beberapa waktu lalu BUMN telah melakukan impor bahan baku dari China dan India, kesulitan terjadi karena kedua negara ini tengah melakukan lockdown sehingga BUMN harus menyediakan kargo sendiri untuk mengangkut bahan baku obat tersebut.

 

Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo mengklaim, hingga saat ini pihaknya telah memproduksi dan menyalurkan sebanyak 13 juta tablet Klorokuin, dengan rincian 250 ribu hingga 400 ribu tablet per minggu.

 

“Dalam bidang kuratif, peran kami sejauh ini telah menyalurkan dan memproduksi 13 juta tablet klorokuin,” ungkap Verdi dalam kegiatan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI lewat konferensi video.

 

Selain itu, emiten farmasi berkode saham KAEF itu telah memproduksi obat Hidroxychloroquine sebanyak 1 juta tablet. Sementara untuk Azothromycin, mereka telah memproduksi sebanyak 5 juta tablet.

 

Seluruh obat ini sudah didistribusikan ke berbagai RS dan fasilitas kesehatan yang menangani kasus Covid-19 di seluruh Indonesia.

 

“Terakhir kami juga mendistribusikan dan memproduksi Vitamin A, Vitamin C, dan Vitamin E ke seluruh RS pemerintah maupun swasta, kurang lebih sejumlah 80 juta butir,” pungkas Verdi.

 

Perlu diingat, obat yang diproduksi BUMN untuk pasien Covid-19 ini bukan untuk menyembuhkan pasien positif dari virus tersebut melainkan sebagai obat terapi untuk menjaga agar kondisi pasien tetap stabil karena kandungan antibiotik, antiviral dan anti inflamasi di dalamnya. Hingga saat ini belum ada obat dan vaksin yang mampu menyembuhkan seseorang dari virus Sars-CoV-2 tersebut.

 

Sumber: CNBC IndonesiaBisnis.com

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU