Jumat, 29 Maret 2024

Bio Farma Optimis Untuk Produksi Massal Vaksin Covid-19 di 2021

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | Holding BUMN farmasi, PT Bio Farma (Persero) terus berupaya untuk melahirkan vaksin untuk virus corona atau Covid-19. Pihaknya menargetkan akan menemukan bibit untuk vaksin virus corona atau Covid-19 pada tahun ini. Sehingga pada 2021 nanti, Bio Farma bisa memproduksi massal vaksin anti Covid-19 tersebut.

 

“Targetnya akhir tahun 2020 ini bibit vaksin itu sudah ditemukan,” kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir.

 

Demi mewujudkannya, Bio Farma beserta Kementerian Riset dan Teknologi membuat konsorsium penemuan vaksin Covid-19 Indonesia. Lembaga Eijkman memimpin proyek ini bersama dengan dengan Bio Farma, Balitbangkes dan beberapa universitas.

 

Dalam proyek ini, semua penemuan swab test akan diolah sedemikian rupa oleh Balitbangkes. Selanjutnya jika bibit Virus Corona sudah ditemukan, akan diserahkan kepada Bio Farma untuk berlanjut ke pembuatan vaksin lalu diproduksi secara massal.

 

Perseroan juga telah menggandeng Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi atau The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI). Lembaga yang didirikan oleh Bill Gates yang saat ini sudah melakukan penelitian dan vaksinnya siap untuk uji klinis.

 

Jika kerja sama dengan CEPI ini lancar, diperkirakan kuartal ketiga ini Bio Farma sudah bisa melakukan scaling up stockpile vaksin tersebut dan bisa diujicobakan secepatnya ke manusia.

 

Selanjutnya, perusahaan juga menjalin kerja sama dengan perusahaan kimia asal China, yakni Sinovac Biotech Ltd yang sudah dalam tahap uji klinis kedua.

 

“Sedang koordinasi dengan mereka (Sinovac), gimana uji klinis berikutnya dan bikin massalnya di Bio Farma, terutama dengan Sinovac,” terang dia.

 

Adapun untuk kapasitas produksi, Honesti memastikan perusahaan yang dipimpinnya ini sudah sangat siap untuk melakukan produksi secara mandiri. Kapasitas produksi saat ini hingga dua miliar dosis.

 

Honesti optimis bisa menemukan vaksinnya dalam waktu singkat. Sebab dalam prosesnya Bio Farma akan menggunakan teknologi biofarmatik.

 

Teknologi terbaru ini memungkinkan penemuan vaksin dalam waktu 2 tahun. Waktu tercepat dari penemuan antivirus yang biasanya membutuhkan waktu 10-15 tahun.

 

“Dengan adanya teknologi ini mudah-mudahan dalam 2 tahun bisa dibentuk vaksinnya,” ungkap Honesti.

 

Sumber: Liputan6CNBC Indonesia

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU