Bandung, BUMNInfo | PT Pindad (Persero) menyatakan telah memproduksi alat bantu pernafasan atau ventilator dan berencana melepas ke pasar setelah melalui uji sertifikasi dan uji klinis. Pengerjaan tersebut dimaksud untuk menyokong penanganan penyebaran virus corona atau Covid-19.
Direktur Utama Pindad Abraham Mose mengungkapkan proses pengujian dan produksi massal diperkirakan rampung sekitar dua pekan. Sebelumnya Pindad telah membuat prototipe ventilator dan mempresentasikannya di depan Menteri Pertahanan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Saat ini, tiga ventilator hasil rakitan Pindad telah digunakan di Rumah Sakit Pindad di Bandung. Setelahnya, Abraham menuturkan, banyak permintaan pesanan yang masuk, baik dari instansi pemerintah maupun swasta. Namun, ventilator buatan Pindad ini belum diproduksi secara massal.
Saat ini ventilator buatan Pindad tengah menjalankan uji sertifikasi kelayakan di Balai Pengawasan Peralatan Kesehatan (BPPK). Hasil uji sertifikasi BPPK ini baru akan diketahui minggu depan. Setelah itu, ventilator buatan Pindad akan masuk tahapan uji operasi dan uji klinis.
“Kurang lebih (total) waktunya dua mingguan. Soalnya ini harus cepat karena sangat dibutuhkan,” kata Abraham.
Jika ventilator tersebut lolos sertifikat uji kelayakan dan operasional, Pindad akan bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan juga BUMN lainnya, untuk memproduksinya secara massal.
“Sementara ini, ventilator ini kita utamakan yang di RS Pindad yang ada di Bandung terlebih dahulu,” katanya.
Biaya produksi satu unit ventilator Pindad berkisar sekitar Rp 4 juta sampai Rp 5 juta. Nantinya jika sudah dipasarkan, Pindad akan membanderol ventilator buatannya seharga Rp 10 juta per unit, dengan kemungkinan harga turun menjadi Rp 7 juta jika bahan baku relatif mudah didapat.
Sebelumnya, Pindad juga memproduksi bilik disinfektan, dengan harga Rp 15 juta per unit. Saat ini, Pindad sedang memproduksi 800 unit bilik disinfektan dari berbagai pihak, mulai dari Pemerintah Daerah (Pemda), kementerian, pihak swasta hingga individu.
Selain Pindad, beberapa BUMN asal Bandung juga berlomba memproduksi dan menguji ventilator, misalnya PT LEN dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Ketiganya diminta pemerintah untuk serius menggarap ventilator untuk kebutuhan penanganan Covid-19 di seluruh Indonesia. Mereka juga bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung dan Universitas Padjadjaran untuk menggarap proyek ini.