Jakarta, BUMNInfo | Perjanjian kedua yang ditandatangani Len Industri pada kesempatan tersebut adalah MoU (Memorandum of understanding) dengan PT Pertamina (Persero) dan HyET Solar BV Belanda tentang pilot project PV Fleksibel thin-film di SPBU Pertamina.
Sementara yang ketiga adalah penandatanganan MoU antara Rohill Engineering B.V, PT Simoco Indonesia, dan PT Len Industri tentang lokalisasi Radio TETRA di Indonesia.
“Radio TETRA sebelumnya sudah diimplementasikan dalam sistem telekomunikasi pada pembangunan LRT Jakarta Fase I Velodrome-Kelapa Gading,” kata Zakky.
Thales Country Director di Indonesia Erik-Jan Raatgerink, mengatakan, kontrak modernisasi KRI Usman Harus menggarisbawahi hubungan yang sangat baik antara Indonesia, PT Len Industri, dan Thales.
Ia mengatakan, program tersebut akan memberikan kontribusi besar pada kemandirian industri pertahanan Indonesia dan meletakkan dasar yang kuat untuk kontrak Angkatan Laut di masa mendatang, baik untuk (kapal) baru maupun modernisasi.
Dengan modernisasi tersebut, menurut dia, KRI Usman-Harun akan selevel dengan kecanggihan kapal kelas frigates Martadinata yang baru, tanpa harus membangun kapal perang dari awal.
Program tersebut juga ia nilai dapat memperpanjang waktu hidup kapal dan meningkatkan kemampuan Angkatan Laut dengan biaya lebih efektif.
Untuk melindungi kedaulatan wilayah laut Republik Indonesia, TNI Angkatan Laut harus memastikan MRLF (Multi-Role Light Frigate) KRI Usman-Harun dapat beroperasi penuh dan mampu menanggulangi kemungkinan ancaman terbaru. Program modernisasi dijadwalkan akan selesai pada paruh kedua 2023.
“Platform kapal sering kali memiliki siklus hidup yang panjang dan dalam banyak kasus terdapat manfaat besar untuk memodernisasi mission system agar dapat memfasilitasi pengembangan manajemen tempur dan sensor terbaru,” tutur Raatgerink.
Belanda merupakan investor terbesar pertama dan mitra perdagangan terbesar kedua dari kawasan Eropa.
Sumber : www.pikiran-rakyat.com
Foto : AI RIKA RACHMAWATI/PR