Jumat, 26 April 2024

Perum Jasa Tirta (PJT) I Bangun Tiga PLTS Terapung

ads-custom-5

Surabaya, BUMNInfo | Pengembangan bisnis dilakukan Perum Jasa Tirta (PJT) I. Perusahaan pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola air dan sumber-sumber air serta prasarana pengairan di DAS Brantas yang meliputi 40 sungai ini berencana mulai  mengembangkan pembangkit listrik. Khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung.

Ada tiga PLTS Terapung ini yang rencana akan mulai digarap di 2020 ini. Yakni di Waduk Wonogiri dengan kapasitas 200 megawatt (MW), Waduk Surami Karangkates dan Selorejo dengan masing-masing berkapasitas 150 MW.

Direktur Utama Perum Jasa Tirta (PJT) I, Raymond Valiant Ruritan mengatakan proyek ini rencananya akan dimulai pada 2020 ini dan diharapkan pada 2021 atau 2020 bisa dioperasionalkan.

“Tapi dari proyek ini kita melibatkan banyak pihak. Selain PT PLN sebagai pihak yang akan membeli listriknya, juga akan ada investor lain dari luar negeri,” ujarnya usai workshop Transformasi Bisnis melalui Pembangunan SDM untuk Mewujudkan BUMN Pengelola Sumber Daya Air yang Inovatif dan Berkinerja Unggul di Surabaya, Senin (10/2/2020).

Untuk merealisasikan proyek ini, dikatakan Raymond, investasi diperkirakan antara Rp 1,8 triliun hingga Rp 2,5 triliun. Namun, PJT I tidak sendirian untuk membiayai proyek mahal itu.  “Kita tidak jalan sendiri. Selain PLN kita sudah gandeng investor dari Uni Emirat Arab. Sudah beberapa kali pertemuan tinggal tindak lanjut saja,” kata Raymond.

Ia berharap, dengan adanya PLTS terapung itu dapat menjaga ketahanan energi. “Sejauh ini kan memang sebagian besar (produksi listrik, red) masih bahan bakar fosil. Kami berupaya dengan memanfaatkan bahan bakar yang terbarukan dan ramah lingkungan. Tidak hanya PLTA (tenaga air, red) yang selama ini dilakukan tapi juga PLTS yang potensinya cukup besar,” pungkasnya.

Upaya ini dilakukan PJT I untuk bisa menambah pendapatan yang setiap tahun selalu bertambah target yang ditetapkan Kementerian BUMN.

Pada 2020 ini, PJT I ditargetkan bisa membukukan pendapatan sebesar Rp 600 miliar, naik Rp 50 miliar dari capaian 2019 lalu. Sampai saat ini pendapatan terbesar PJT 1 berasal dari iuran pelanggan yang besarnya sudah ditentukan pemerintah dari hasil kesepakatan dengan berbagai pihak.

Pendapatan dari iuran ini sangat besar hampir 70 persen hingga 80 persen kontribusinya terhadap total pendapatan PJT 1. Sementara sisanya dari bidang-bidang lain, seperti penjualan air bersih, menjual obyek wisata dan sebagainya.

Sementara itu, Plt Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Widiarto menjelaskan, banyak potensi SDA yang bisa dikembangkan bersama oleh PJT I. Ia

menyontohkan, BMKG saja berani mempublikasikan ramalan cuaca di sebuah daerah, harusnya sistem pengendalian banjir dan kekeringan yang dikelola PJT I juga bisa dipublikasikan berkolaborasi dengan BMKG. “Ke depan harus duduk bersama dalam rangka membuat rencana kerja operasi pemeliharaan SDA,” kata Widiarto.

Sumber : duta.co

Foto :DUTA/ Endang

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU