Kamis, 18 April 2024

Marak Serangan Cyber, Kliring Berjangka Indonesia Targetkan Peroleh ISO 27001 di 2020

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) menargetkan pihaknya bisa memperoleh ISO 27001 di tahun depan. Hal ini untuk menjamin keamanan informasi di KBI.

ISO 27001 sendiri merupakan standar sistem manajemen yang diakui secara internasional untuk keamanan informasi. Ini bertujuan untuk membantu organisasi untuk menjaga agar informasi tetap aman.

Sebagai BUMN yang bergerak dalam layanan Kliring dan Penjaminan Transaksi perdagangan komoditas, KBI menyadari kebutuhan keamanan informasi menjadi hal penting, mengingat adanya data nasabah, serta alur transaksi keuangan di dalamnya. 

Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi mengatakan, keamanan informasi adalah hal mutlak untuk diterapkan. Ini karena, menyangkut layanan terhadap para anggota kliring khususnya terkait kerahasiaan data transaksi serta informasi nasabah. Untuk itu, PT KBI telah merancang dan mengembangkan sistem keamanan informasi secara maksimal. 

“Kami akan secara konsisten dan terus meningkatkan penerapan sistem keamanan informasi. KBI mentargetkan penerapan ISO 27001 di tahun 2020, dan saat ini kami sedang dalam persiapan menuju kesana,” kata Fajar dalam keterangan resminya Selasa (17/12).

Saat ini, KBI sudah menerapkan strategi untuk menjaga keamanan informasi dan mendapat pengakuan dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Dalam hal ini, BSSN secara resmi memberikan penghargaan terkait Indeks Keamanan Informasi (KAMI) kepada KBI pada Senin (16/12). Piagam diserahkan langsung oleh Aris Wahyu Sutikno (Deputy Bidang Identifikasi dan Deteksi BSSN) kepada Agung Riharyanto (Direktur KBI). 

Piagam Indeks Keamanan Informasi yang diberikan oleh BSSN ini  merupakan  ukuran kesiapan dalam pemenuhan terhadap suatu keamanan informasi dari dari PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero).

Beberapa hal yang terkait keamanan informasi di PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) telah dilakukan penilaian oleh BSSN, yaitu meliputi Aspek Tata Kelola, Aspek Resiko, Aspek Kerangka Kerja, Aspek Pengelolaan Aset, Aspek Teknologi, serta Aspek Pengamanan Keterlibatan Pihak Ketiga.

Fadjar mengungkapkan, piagam yang diperoleh dari BSSN sekaligus bukti keseriusan KBI dalam menjaga keamanan informasi. Teknologi informasi akan terus berkembang.

Menurut Laporan ID-SIRTII/CC (Indonesia Security Incident Response Team on Internet and Infrastructure / Coordination Center) menunjukkan, serangan cyber 2018 mencapai 217,5 juta, atau naik 6% dari 2017 yang mencapai 205,5 juta.

Aktifitas serangan cyber terbesar yang berhasil dideteksi adalah serangan malware sebanyak 127,7 juta. Berbagai serangan dan insiden tersebut, menggunakan instrumen cyber space sebagai saluran utama.

Dari data celah keamanan 2018, serangan cyber paling banyak terdapat pada website dot co dot id sebesar 26%. Sedangkan di 2017, serangan cyber paling banyak terjadi di website dot go dot id sebesar 23,7% dan pada web site dot co dot id sebanyak 22,8%. Hal ini menunjukkan, telah telah terjadi peningkatan celah keamanan pada website dot co dot id sebesar 3,2 %. 

BSSN juga pernah menyampaikan sepanjang Januari 2019 hingga September 2019, terdapat 129 Juta serangan siber di Indonesia. Berdasarkan laporan GCI (Global Cybersecurity Index), Indonesia naik peringkat dari 70 di 2017 menjadi ke-41 tahun 2018 dari 194 negara GCI di tahun 2018. Dari Laporan CGI 2018, Indonesia berada di urutan ke-4 dari negara ASEAN, posisi ke-9 dari Asia Pasifik, dan urutan ke-41 untuk negara secara global.

“Dengan sistem keamanan informasi yang baik, kami berharap bisa meminimalisir kemungkinan adanya serangan cyber dari pihak eksternal. Selain itu, sistem keamanan informasi juga kami terapkan secara internal, dengan hadirnya kebijakan dan Standar Operating Procedure (SOP) terkait hal ini,” tandasnya.

Sumber :investasi.kontan.co.id

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU