Kamis, 25 April 2024

Pendapatan Semen Indonesia Naik 31%

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencetak kenaikan pendapatan sebesar 31% menjadi Rp 28,12 triliun hingga kuartal III-2019, dibandingkan periode sama tahun lalu senilai Rp 21,45 triliun. EBITDA juga ikut bertumbuh hingga 26% menjadi Rp 5,9 triliun. Namun demikian, laba bersih perseroan justru masih turun sebanyak 38% menjadi Rp 1,3 triliun, dibandingkan periode sama tahun lalu. Penurunan dipicu atas peningkatan beban bunga.

GM of Corporate Communication Semen Indonesia Sigit Wahono mengatakan, kenaikan pendapatan dan EBITDA Semen Indonesia didukung hasil konsolidasi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) ke dalam grup Semen Indonesia sejak Februari 2019.

”Pertumbuhan juga hasil dari berbagai upaya sinergi yang dilakukan antar perusahaan dalam grup Semen Indonesia, seperti pemasaran, penataan jaringan distribusi yang terintegrasi, sinergi proses pengadaan, serta terus dijalankannya program cost transformation di berbagai bidang,” tulisnya melalui siaran pers  Kamis (31/10).

Perseroan, ungkap dia, berkomitmen menjadi perusahaan penyedia solusi bahan bangunan terkemuka di regional.Semen Indonesia akan terus mengedepankan sinergi di berbagai fungsi antar anggota grup untuk terus dapat meningkatkan profitabilitas dengan mengedepankan cost efficiency serta pengembangan bisnis bahan bangunan bernilai tambah. Hingga September 2019, Semen Indonesia (di luar Solusi Bangun Indonesia) mencetak penurunan volume penjualan domestik sekitar 4,9%.

Penurunan ini sejalan dengan pelemahan permintaan semen nasional mencapai 2% tahun ini. Perseroan berupaya untuk meningkatkan volume penjualan dan mengelola tingkat utilisasi yang optimal dengan menggenjot penjualan ekspor. Hingga kuartal III-2019, volume ekspor perseroan naik 7% menjadi 2,9 juta ton.

Sebelumnya, analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi mengatakan, Semen Indonesia diproyeksikan masih menghadapi tantangan sulit hingga tahun depan. Hal ini dipicu atas berlanjutkan kelebihan pasokan (oversupply) produksi semen lokal bersamaan dengan rendahnya tingkat pertumbuhan permintaan. Dia mengatakan, oversupply semen dalam negeri tahun depan kemungkinan hampir sama dengan posisi tahun ini.

“Kelebihan pasokan akan membuat volume penjualan perseroan cenderung stagnan hingga tahun 2020,” tulisnya dalam risetnya, belum lama ini. Kondisi ini mendorong Samuel Sekuritas untuk menargetkan kenaikan tipis laba bersih Semen Indonesia menjadi Rp 2,96 triliun tahun 2020 dan diperkirakan mencapai Rp 2,74 triliun tahun ini. Bahkan perkiraan laba bersih perseroan tahun 2020 diproyeksikan belum mampu untuk menyaingi posisi laba bersih tahun 2018 senilai Rp 3,28 triliun.

Sedangkan pendapatan diproyeksikan meningkat menjadi Rp 38,90 triliun pada 2019 dan menjadi sekitar Rp 41,60 triliun pada 2020, dibandingkan realisasi tahun 2018 senilai Rp 30,68 triliun. Peningkatan pendapatan didukung atas masuknya Solusi Bangun Indonesia dalam perseroan. Hingga Agustus 2019, perseroan membukukan kenaikan volume penjualan semen naik 21,5% menjadi 25,2 juta ton.

Lonjakan tersebut ditopang atas akuisisi Solusi Bangun. Jika tanpa akusisi tersebut, volume penjualan semen perseroan justru turun 6,1% begitu juga dengan semen Solusi Bangun turun sekitar 2,74%, dibandingkan Januari-Agustus 2018. Penurunan penjualan semen dipengaruhi atas pelemahan permintaan di pasar domestik yang terlihat dari data penurunan permintaan semen domestik sebesar 2,3%, dibandingkan dengan penurunan penjualan semen perseroan mencapai 5,7%.

Sumber : investor.id

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU