Jumat, 19 April 2024

PTDI Ekspor Pesawat Militer ke Senegal & Filipina

ads-custom-5

Bandung, BUMNInfo | PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan ekspor pesawat militer ke Senegal dan Filipina pada 2020 untuk seri CN235. Model pesawat ini banyak digunakan di Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, Korea Selatan, Pakistan, Uni Emirat Arab, Senegal dan Nepal.

Direktur PTDI Elfien Goentoro mengatakan saat ini pihaknya telah membuat 68 unit pesawat seri CN235 dari jumlah total di seluruh dunia 285 unit. Selama ini ekspor PTDI didukung oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melalui penugasan khusus atau National Interest Account (NIA) dengan alokasi Rp 400 miliar.

“Kerja sama dengan LPEI penting untuk kelanjutan ekspot pesawat,” kata Elfien, Rabu (30/10/2019). Untuk peningkatan ekspor, dia mengharapkan ada skema pembiayaan baru dari LPEI yakni buyer’s credit. Skema pembiayaan ini diharapkan bisa diterapkan baik untuk ekspor ke Filipina dan Senegal tahun depan, sehingga jumlah pesawat yang diekspor pun bisa lebih banyak.

PTDI juga mengincar ekspor pesawat militer ke Argentina, yang mengharapkan ada pendanaan dari Indonesia melalui kredit pembeli. Meski telah mendapatkan modal kerja, menurut Elfien PTDI seringkali kalah saing dengan kompetitor karena masalah pendanaan. Dia menyebutkan kompetitor negara lain memberikan buyer’s credit yang cukup besar.

“Ada beberapa order yang kami gagal tanda tangan, karena masalah pendanaan. Jadi bukan Modal kerja, tapi buyer’s credit. Tanpa ada itu kami lebih berat berkompetisinya karena kompetitor menyediakan buyer’s credit yang sangat besar,” katanya.

Senior Executive Vice President I LPEI Yadi J. Ruchandi mengatakan LPEI berencana masuk pada buyer’s credit yang bersifat jangka panjang, khusus untuk pasar Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah, selain itu bisa diperluas ke Argentina dan Colombia. Dengan skema pembiayaan ini diharapkan ekspor bisa meningkat pesat.

Untuk ekspor ke Senegal, Yadi mengatakan, pihaknya tengah bernegosiasi dengan negara tersebut untuk mengambil alih existing buyer’s credit, agar bisa menambah pesanannya.

Selain Senegal, PTDI juga berencana ekspor pesawat ke Filipina yang rencananya akan menggunakan skema buyer’s credit dan tengah dalam proses negosiasi. “Minatnya cukup besar khususnya untuk host countries yang memerlukan. Jadi bisa lebih, jadi yang tadinya cuma beli satu jadi 3-5,” kata Yadi.

Sebelumnya PTDI juga melakukan ekspor pesawat militer ke Nepal yang pembiayaan sebagian modal kerjanya didanai oleh LPEI dengan skema NIA senilai Rp 207 miliar. NIA merupakan mandat yang diberikan Pemerintah kepada LPEI untuk meningkatkan daya saing produk dan mendorong industri strategis nasional melakukan ekspor ke pasar non-tradisional. LPEI juga mendukung PTDI dalam melakukan penetrasi pasar di kawasan Afrika dan Asia Selatan.

Keberhasilan PT DI dalam memenuhi pesanan Negara Nepal dapat meningkatkan minat bagi negara lain terhadap produk pesawat terbang buatan Indonesia.Ekspor pesawat ke Nepal memiliki nilai strategis bagi PT DI karena kepuasan pelanggan luar negeri menjadi salah satu syarat utama dalam evaluasi pada tender-tender internasional.

“Dukungan yang diberikan LPEI kepada PT DI merupakan salah satu bentuk strategi untuk menunjukkan bahwa produk pesawat buatan Indonesia mampu bersaing di pasar Internasional,” tegas Yadi.

Sumber : www.cnbcindonesia.com

Foto : Istimewa

 

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU