Jumat, 19 April 2024

Strategi Semen Baturaja (SMBR) Menghadapi Kondisi Oversupply

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | Pasar semen domestik masih dibayangi kondisi kelebihan pasokan (oversupply). Asosiasi Semen Indonesia (ASI) memprediksi Indonesia bakal kebanjiran stok semen sebanyak 40 juta ton.

Hal ini diperparah dengan permintaan semen secara agregat yang tidak tumbuh signifikan. Menurut ASI, tahun ini pertumbuhan konsumsi semen nasional akan mentok di angka 2% bila dibandingkan tahun sebelumnya.

Meski demikian, salah satu pemain dalam industri semen yakni PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) belum berencana untuk merevisi target produksi hingga akhir 2019. SMBR sedang membangun pabrik baru di Jambi bernama Baturaja III. Ketika pabrik ini beroperasi, maka SMBR mampu memproduksi semen dengan kapasitas sebanyak enam juta ton.

Direktur Pemasaran SMBR Dede Parasade mengatakan, perusahaan yang berbasis di Palembang ini telah menyiapkan strategi menghadapi kondisi oversupply semen. Pertama adalah melakukan efisiensi biaya (cost efficiency). “SMBR melakukan cost efficiency di semua lini,” terang Dede.

Efisiensi biaya ini salah satunya dilakukan melalui Cement Making Centre dan penggunaan batubara berkalori rendah. Cement Making Centre adalah fasilitas terintegrasi dengan jaringan transportasi kereta api.

Strategi selanjutnya adalah menggenjot penjualan klinker/terak (semen setengah jadi) ke pasar ekspor. Perusahaan pelat merah ini memiliki Pabrik di Baturaja yang memproduksi klinker/terak sebanyak 2,7 juta ton per tahun.

Pada 2018, SMBR melakukan ekspor klinker perdana ke Australia sebanyak 30.000 metrik ton klinker. Adapun pada tahun 2018, total ekspor klinker SMBR mencapai 72.000 metrik ton. Sementara pada 2019, SMBR menargetkan ekspor 200.000 metrik ton klinker.

 

Sumber : investasi.kontan.co.id

Foto : Semen Baturaja

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU